Ringkasan: Efek Mozart adalah
peningkatan kecerdasan dengan mendengarkan musik Mozart. Sains tidak
mendukung fakta ini, meskipun mendengarkan musik Mozart tidak merugikan
siapapun sejauh ini.
Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) adalah salah satu komponis
musik klasik terbesar di dunia. Ia mulai menulis musik dan memainkan
kibor serta biola sejak umur lima tahun. Mozart telah menulis lebih dari
600 lagu. Banyak orang merasa sangat senang jika mendengarkan musik
Mozart di balai konser atau iPod. Akan tetapi perasaan luar biasa
tersebut bukanlah efek Mozart.
Beberapa orang mendaku bahwa otak anak-anak berumur tiga tahun
dapat tumbuh lebih cepat dan baik jika mereka mendengarkan musik Mozart.
Sayangnya, gagasan ini sama sekali tidak terbukti secara ilmiah.
Meski efek Mozart tidak didukung sains, banyak orang yang ingin
percaya bahwa efek tersebut benar. Banyak orang tua yang ingin anaknya
tumbuh secerdas mungkin. Jika ada yang berkata bahwa mendengarkan musik
Mozart akan membuat anak mereka lebih cerdas, banyak orang tua yang akan
membeli lagu Mozart.
Setelah mendengar tentang efek Mozart di berita, gubernur Tennessee
dan Georgia melancarkan program pemberian CD Mozart kepada semua bayi
di negara bagian tersebut. Badan legislatif Florida mengesahkan
undang-undang yang mengharuskan musik klasik dimainkan setiap hari dalam
program pendidikan dan perawatan anak yang dibiayai negara. Hadiah
tersebut tidak didasarkan kepada penelitian yang mendalam.
Beberapa kisah tentang efek Mozart dibesar-besarkan dan dikatakan
pula bahwa mendengarkan musik klasik dapat menyembuhkan rasa sakit dan
nyeri. Pada Mei 1999, National Academy of Recording Arts and Sciences
Foundation membagikan CD gratis kepada ratusan rumah sakit. Hadiah
tersebut tidak didasarkan kepada penelitian yang mendalam.
Saya rasa sebagian besar dari kita sudah tahu bahwa mendengarkan musik dapat memperbagus suasana hati kita. Itulah alasan kita mendengarkan musik. Memang menyenangkan jika mendengarkan musik bisa membuat kita lebih cerdas dan sehat. Beberapa musik dapat membuat kita lebih relaks dan itu bagus untuk kesehatan kita. Banyak orang berharap bahwa sesuatu yang sederhana seperti memainkan CD akan membuat anak mereka lebih cerdas. Sayangnya, sains tidak mendukung keinginan mereka.
Saya rasa sebagian besar dari kita sudah tahu bahwa mendengarkan musik dapat memperbagus suasana hati kita. Itulah alasan kita mendengarkan musik. Memang menyenangkan jika mendengarkan musik bisa membuat kita lebih cerdas dan sehat. Beberapa musik dapat membuat kita lebih relaks dan itu bagus untuk kesehatan kita. Banyak orang berharap bahwa sesuatu yang sederhana seperti memainkan CD akan membuat anak mereka lebih cerdas. Sayangnya, sains tidak mendukung keinginan mereka.
Apa keistimewaan dari musik karya Mozart selain untuk hiburan? Para
ilmuwan di seluruh dunia telah menyatakan bahwa musiknya dapat membuat
orang lebih cerdas dan meningkatkan kesehatan. Bahkan hewan seperti sapi
dan tanaman juga menyukai musikny.
Sebuah perusahaan di Jerman mengatakan musik Mozart dapat memperlancar
pembuangan limbah! Mari kita lihat di berbagai studi dan penelitian
dalam efek Mozart.
Intelijensi
Istilah Mozart effect (efek Mozart) diciptakan pada 1995 oleh para
ilmuwan di Universitas California yang menemukan bahwa ternyata siswa
mendapat nilai yang lebih baik pada tes IQ spasial setelah mendengarkan
musik Mozart. Para ilmuwan juga mencoba musik trance, musik minimalis,
audio-books, dan instruksi relaksasi, namun tidak ada yang berpengaruh
seperti musik Mozart.
Frances Rauscher, Gordon Shaw, dan Katherine Ky dari Pusat Neurobiologi
Pembelajaran dan Memori, menulis dalam makalah mereka yang diterbitkan
dalam Neuroscience Letter bahwa setelah 36 mahasiswa mendengarkan Sonata
(duo piano) K. 448 karya Mozart selama 10 menit, mereka berhasil
mencetak 8 - 9 poin lebih tinggi pada subtes IQ spasial Skala Kecerdasan
Stanford-Binet dibandingkan setelah mereka mendengarkan instruksi
relaksasi atau tidak mendengarkan apa-apa. Kegiatan ini hanya
berlangsung 10-15 menit.”
Studi selama lima hari, yang menguji 79 siswa, juga mencatat
peningkatan dramatis dari hari pertama ke hari kedua, yaitu peningkatan
62% bagi kelompok pendengar Mozart, 14% bagi kelompok diam (kelompok
yang tidak mendengarkan apa-apa), dan 11% bagi kelompok campuran
(kelompok yang mendengarkan jenis musik dan rekaman lain). Studi ini
menyimpulkan bahwa respon korteks terhadap musik Mozart ialah sebagai
bahasa internal untuk meningkatkan fungsi otak.
Produksi Susu
Seperti dilaporkan dalam sebuah artikel pada 2007 oleh media Spanyol,
El Mundo, sapi di sebuah peternakan di Villanueva del Pardillo, Spanyol,
menghasilkan 30 - 35 liter (sekitar 8-9 galon) susu per hari,
dibandingkan dengan hanya 28 liter di pertanian lainnya. Menurut pemilik
Hans-Pieter Sieber, ini adalah berkat Concerto for Flute and Harp in D
karya Mozart, yang diperdengarkan kepada 700 ekor sapinya pada saat
pemerahan. Ia juga mengklaim bahwa susunya memiliki rasa yang manis.
Menurut kabar, biarawan di Brittany, Prancis, adalah orang pertama yang
menyuruh untuk memperdengarkan lagu Mozart kepada para sapi, menurut
ABC News. Dan kini, para petani mulai dari Israel hingga Inggris
semuanya memperdengarkan musik klasik bagi sapi mereka.
Kesehatan Bayi Prematur
Pada Januari 2010, jurnal Pediatrics menerbitkan sebuah studi oleh para
ilmuwan Israel yang menunjukkan bahwa musik Mozart membantu proses
kelahiran bayi prematur lebih cepat dengan berat badan normal. Para
peneliti memutar sekitar 30 menit musik Mozart kepada 20 bayi prematur
di Tel Aviv Sourasky Medical Center selama dua hari berturut-turut dan
ternyata mereka memiliki berat badan yang lebih besar daripada bayi-bayi
prematur lainnya yang tidak mendengarkan musik.
Para dokter mencatat bahwa bayi yang mendengarkan musik menjadi lebih
tenang, sehingga mengurangi pengeluaran energi saat beristirahat
(Resting Energy Expenditure - REE).
“Paparan musik Mozart secara signifikan menurunkan REE pada bayi prematur yang sehat. Kami berspekulasi bahwa efek musik terhadap REE mungkin menjelaskan peningkatan berat badan sebagai hasil dari efek Mozart,” menurut kesimpulan para peneliti dalam makalah mereka.
“Paparan musik Mozart secara signifikan menurunkan REE pada bayi prematur yang sehat. Kami berspekulasi bahwa efek musik terhadap REE mungkin menjelaskan peningkatan berat badan sebagai hasil dari efek Mozart,” menurut kesimpulan para peneliti dalam makalah mereka.
Pembuangan Limbah
Pada 2010, sebuah pabrik pengolahan limbah dekat Berlin, Jerman,
mengujicobakan sistem suara Mozart yang dibuat oleh perusahaan Jerman,
Mundus. Musik karya Mozart The Flute Enchanted itu diperdengarkan bagi
mikroba pemakan limbah.
Awalnya, pabrik hampir membatalkan percobaan setelah beberapa bulan.
Namun setelah setahun, ketika tiba saatnya untuk membersihkan lumpur,
pabrik mendapati bahwa mereka hanya mengangkut 6.000 meter kubik lumpur,
bukan 7.000 meter kubik seperti yang biasa mereka lakukan.
Detlef Dalichow, spesialis dalam manajemen air limbah, mengatakan
kepada surat kabar Märkische Allgemeine, “Limbah lumpur yang harus kami
angkut pergi secara signifikan telah berkurang.”
Perusahaan diperkirakan mampu menghemat hingga 10.000 euro (sekitar 115 juta rupiah) untuk biaya pengangkutan lumpur. Mundus mengatakan bahwa dalam memutar musik Mozart, mereka berusaha menggunakan speaker besar sehingga tampak semirip mungkin dengan suara ruang konser.
Perusahaan diperkirakan mampu menghemat hingga 10.000 euro (sekitar 115 juta rupiah) untuk biaya pengangkutan lumpur. Mundus mengatakan bahwa dalam memutar musik Mozart, mereka berusaha menggunakan speaker besar sehingga tampak semirip mungkin dengan suara ruang konser.
Pertumbuhan Tanaman
Telah dilakukan percobaan memperdengarkan segala macam musik pada
tanaman sejak 1970-an. Beberapa jenis musik mereka gemari, dan beberapa
musik lainnya justru membuat mereka mati. Sedangkan musik Mozart
merupakan salah satu musik favorit bagi tanaman.
Salah satu eksperimen pertama antara tanaman dan musik terjadi pada
1973 ketika sarjana Dorothy Retallack menggunakan ruang control bionic
yang diputarkan 2 channel radio yang berbeda. Dalam ruang pertama,
tanaman harus mendengarkan musik rock selama tiga jam sehari. Sedangkan
di ruang lain, radio memperdengarkan music easy listening selama tiga
jam sehari.
Ternyata tanaman yang mendengarkan musik easy listening tumbuh lebih
sehat, dan batang mereka mulai menekuk ke arah radio. Sebaliknya,
tanaman yang mendengarkan musik rock, memiliki daun kecil dan bersandar
jauh dari radio. Mereka tumbuh tinggi dan kurus, dan sebagian besar dari
mereka mati setelah 16 hari.
Retallack melanjutkan eksperimen dengan berbagai jenis musik. Tanaman
bersandar jauh dari Led Zeppelin dan Jimi Hendrix tapi sepertinya lebih
menghargai musik organ dan jazz karya Johann Sebastian Bach. Favorit
mereka (tanaman), menurut Retallack adalah musik klasik India Utara yang
dimainkan dengan sitar.
Kebun Anggur
Pada 2001, demi mencari cara alami untuk menjaga tanaman anggurnya
terbebas dari hama, pecinta musik Carlo Cignozzi mengatur speaker di
sepanjang 24 hektar perkebunan anggur Tuscan, Il Paradiso di Frassina.
Dia memutar berbagai musik klasik, termasuk Mozart, kepada
tanaman-tanaman anggurnya 24 jam sehari, dan mendapati bahwa
anggur-anggurnya tampak lebih cepat matang. Cignozzi mengatakan bahwa
anggur yang berjarak paling dekat ke speaker lebih cepat matang, dan hal
ini hanya bekerja dengan musik klasik saja, dan bukannya pop atau rock.
Pada 2006, sebuah tim peneliti dari Universitas Florence melakukan
penyelidikan lebih lanjut. Menurut profesor pertanian Stefano Mancuso,
suara musik membuat anggur matang lebih cepat daripada mereka yang tidak
terpapar musik. Musik juga memiliki efek positif pada pertumbuhan pohon
anggur dan lebar daun per pohon anggur.
Tikus di Labirin
Frances Rauscher, salah satu ilmuwan yang berpartisipasi dalam studi
“efek Mozart” yang pertama pada 1995, melanjutkan studi tersebut pada
tikus pada 1998. Sekelompok tikus diperdengarkan musik Mozart ketika
berada di rahim dan selama 60 hari setelah kelahiran. Kemudian ditemukan
bahwa tikus ini lebih baik dalam menavigasi labirin dibandingkan
kelompok lain dari tikus yang tidak diperdengarkan musik atau
diperdengarkan musik lain.
Penelitian yang dilakukan di Universits Wisconsin bersama dengan Desix
Robinson dan Jason Jens yang diterbitkan dalam jurnal Neurological
Research ini melaporkan: “Pada hari ke-3, tikus yang terkena ‘efek
Mozart’ menyelesaikan labirin lebih cepat dan dengan lebih sedikit
kesalahan dibandingkan tikus yang ditugaskan ke kelompok lain.
Perbedaannya semakin meningkat setelah 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa
paparan yang berulang dari musik yang rumit menginduksi peningkatan
spasial-temporal belajar pada tikus, menyerupai hasil yang ditemukan
pada manusia.”
download lagu mozart
No comments:
Post a Comment